Mediapublik.com : Tanah Laut
Tanah galian (overburden/OB) dari aktivitas tambang batu bara di sekitar Sungai Kintap kembali mengalami longsor dan masuk ke aliran sungai. Peristiwa ini terjadi pada Minggu, 10 Februari 2025, dan menjadi kejadian kedua setelah insiden serupa pada 8 Oktober 2024.
Dalam video yang di kirimkan melalui WhatsApp terlihat material tanah yang longsor dari lokasi pembuangan galian tambang, yang dikelola oleh perusahaan milik bos berinisial "HA", masuk ke sungai kata Seorang warga yang enggan disebutkan namanya, ia menyatakan bahwa longsor pertama pada Oktober 2024 tidak mendapat tindakan apapun dari pihak perusahaan.
"Longsor lagi nah longsor lagi nah OB annya dibuang di pinggir pantai nah ini masuk ke sungai yang dulunya sudah banyak tidak diperbaiki nah woi yang beisi tambang jangan membuang OB an jangan lagi ke sungai kami nah"
"Yang pertama dulu tidak ada tindakan dari pihak perusahaan. Sekarang yang kedua ini malah lebih parah, tanah OB sudah longsor dan retakan dari OB sudah semakin banyak, dan sebagian sudah masuk ke sungai Kintap," ujarnya.
Akibat longsoran ini, warga sekitar mengeluhkan terganggunya transportasi air yang selama ini menjadi jalur utama mereka. Selain itu, dikhawatirkan sedimentasi akibat material longsoran dapat menyebabkan pendangkalan sungai, yang berpotensi mengakibatkan banjir karena aliran air menuju Muara Kintap terhambat.
"Kami sebagai warga dan pengguna sungai sangat prihatin dengan kondisi ini. Kalau terus dibiarkan, sungai bisa dangkal dan menimbulkan banjir," kata seorang warga lainnya.
Masyarakat Kintap mendesak pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk meninjau ulang izin usaha pertambangan (IUP) yang berada di dekat Sungai Kintap. Mereka juga meminta aparat penegak hukum untuk turun tangan dan menindak tegas pihak yang bertanggung jawab, karena dianggap sebagai kejahatan lingkungan yang harus diselesaikan hingga tuntas.
"Kami minta pemerintah dan aparat hukum segera bertindak. Ini kejahatan lingkungan yang harus dibereskan sampai ke akar-akarnya," tegas warga..(Kalimantan 24/Mp.com)
0 Komentar